Postingan

Siapa KYAI BONOKELING ??

Gambar
KYAI BONO KELING Kabupaten Banyumas, salah satu kabupaten di Jawa Tengah memiliki kekhasan tersendiri. Disinilah terletak Desa Pekuncen, sebuah desa di lereng perbukitan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Jatilawang. Di Desa Pekuncen hadir komunitas pengikut ajaran Kyai Bono Keling. Makam Kyai Bono Keling yang berada di Desa Pekuncen pun hingga kini sangat dikeramatkan para penganutnya. Semua ritual, merujuk pada Sang Kyai. Desa Pekuncen yang kami datangi ini berpenduduk sekitar 5 ribu jiwa. Sebagian besar warganya hidup dari bertAni dan berkebun. Sawah bagi mereka adalah sekolah atau tempat belajar hidup. Jadi tidak heran, 50 persen penduduknya hanya tamat Sekolah Dasar. Bahkan 20 persennya masih buta huruf. Soal religi, mayoritas menganut Islam kepercayaan, hasil ajaran Kyai Bono Keling. Kami menemui kepala desa setempat, Pak Darsum. Berbeda dengan bayangan kami, mereka cukup terbuka memberi informasi. Tak lama lagi di Pekuncen akan berlangsung sebuah r

Tradisi Tabungan Beras

Gambar
Penganut Bonokeling tidak Pernah Kelaparan 19 Oktober, 2012 - 14:46 NASIONAL Ada Tradisi Tabungan Beras EVIYANTI/PRLM WARGA Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Banyumas Jawa Tengah mempertahankan tradisi tabungan beras.* BANYUMAS, (PRLM).- Tidak satu butir pun nasi oleh penganut kepercayaan Bonokeling di Desa Pekuncen Kecamatan  Jatilawang Banyumas Jawa Tengah terbuang sia-sia. Setidaknya hal tersebut tidak menyebabkan sedikitnya  5.000 jiwa   yang tinggal di daerah tandus tersebut, tidak mengalami kelaparan atau kurang pangan, bahkan sebaliknya  hidup tentram, gemah ripah loh jinawi. Padahal, Desa Pekuncen dikelilingi pegunungan, merupakan wilayah tandus, sebagian lahannya adalah sawah tadah hujan yang hanya bisa panen sekali dalam setahun. Lokasinya dari  kota  Purwokerto  hanya dibutuhkan waktu sekitar satu

Ritual ''UNGGAHAN''

Gambar
Ratusan Penganut Kejawen Unggahan di Makam Bonokeling     Banyumas, - Ratusan penganut Islam Kejawen dari berbagai wilayah di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah mengikuti ritual \\\"Unggahan\\\" di makam Bonokeling, Desa Pakuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas. Ritual \\\"Unggahan\\\" atau Sadran (mengunjungi makam atau tempat keramat pada bulan Ruwah untuk memberikan doa kepada leluhur dengan membawa sesaji) merupakan tradisi yang digelar setiap Jumat terakhir pada bulan Ruwah (Syaban) guna menyambut datangnya Ramadhan. Dalam tradisi tersebut, para penganut Kejawen wajib mengenakan pakaian adat Jawa, yaitu kaum wanita hanya memakai \\\"kemben\\\" (kain jarit) dengan selendang berwarna putih, sedangkan kaum pria harus memakai kain atau sarung serta mengenakan iket (ikat kepala). Sebelum mereka berziarah, mereka wajib untuk berwudhu. Ritual unggah-unggahan tersebut merupakan acara puncak menyambut bulan puasa. Meskipun p

Kepercayaan Warga Pekuncen

Gambar
Menelisik kepercayaan masyarakat adat trah Bonokeling   Merdeka.com - Arus modernisasi yang merambah semua bidang kehidupan, seolah sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat hari ini. Namun, perkembangan zaman yang serba modern, nampaknya tidak membuat silau komunitas Bonokeling yang tetap menjalankan laku tradisi mengikuti jejak para leluhur. BERITA TERKAIT   Berbagai pantangan dan syarat yang diturunkan dari para leluhur masih nampak kuat terpatri dalam ajaran Kejawen pengikut Bonokeling. "Kami harus selalu ikhlas dan memiliki niat yang kuat untuk melaksanakan semua ajaran yang diturunkan dari leluhur kami," ucap Warga (45), salah satu anggota pengikut Bonokeling atau dikenal dengan sebutan anak-putu Bonokeling. Warga merupakan satu dari ribuan bagian komunitas anak-putu Bonokeling yang berasal dari Kelurahan Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan. Ia mengaku mengenal tradisi Bonokeling dari orang tuanya yang sudah lama mengikut

Makam Bonokeling

Gambar
Ritual Adat Bonokeling Jalan aspal dari arah Adipala, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) ke Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas itu relatif ramai. Sepeda, sepeda motor dan mobil lalu lalang silih berganti. Tetapi ratusan warga dari sejumlah desa seperti Kabupaten Cilacap tetap berjalan kaki. Mereka adalah Komunitas Adat Bonokeling yang tengah menjalani ritual jalan kaki, sebuah ritual yang merupakan bagian dari tradisi Unggah unggahan. Lebih dari 1.000 orang berjalan melintasi jalanan datar serta perbukitan menuju ke Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang tepatnya di kompleks makam Kyai Bonokeling. Laki-laki dan perempuan baik tua maupun muda tersebut begitu bersemangat, meski hanya jalan kaki. Mereka juga membawa berbagai macam hasil bumi seperti beras dan sayur-sayuran. Di beberapa tempat, warga Bonokeling beristirahat di tempat yang telah ditentukan, salah satunya adalah Pasar Kesugihan, Cilacap. Mereka tetap setia untuk berjalan, walaupun sebetulnya bisa saja h